Mengenalkan Literasi Keuangan: Plus Minus Kartu Kredit untuk Generasi Muda

Plus Minus Kartu Kredit untuk Generasi Muda

Mengatur keuangan pribadi bukan lagi hal yang bisa ditunda. Apalagi bagi generasi muda yang hidup di era digital serba cepat, keputusan finansial harus cerdas dan penuh perhitungan. Salah satu topik penting dalam literasi keuangan adalah kartu kredit untuk generasi muda.

Kartu kredit sering dianggap “pisau bermata dua”. Di satu sisi memberi banyak kemudahan, di sisi lain bisa menjerumuskan kalau tidak dikelola dengan baik. Artikel ini akan membahas secara detail plus minus kartu kredit, tips penggunaannya, hingga contoh nyata bagaimana generasi muda bisa mengoptimalkannya tanpa terjebak utang.

Kenapa Literasi Keuangan Penting Bagi Generasi Muda

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan di Indonesia baru mencapai 49,68% pada 2022, artinya masih ada separuh masyarakat yang belum benar-benar paham cara mengelola keuangan. Bagi anak muda, literasi ini penting karena:

  • Membantu mengambil keputusan finansial sejak dini.
  • Menyiapkan pondasi masa depan (misalnya membeli rumah, kendaraan, atau memulai bisnis).
  • Menghindarkan diri dari jeratan utang konsumtif.

Di sinilah kartu kredit untuk generasi muda menjadi topik penting. Kalau dipahami sejak awal, kartu kredit bisa jadi alat belajar finansial yang efektif.

Data Menarik: Generasi Muda dan Kartu Kredit

Beberapa survei terbaru menunjukkan tren menarik:

  • Generasi Z dan milenial di Indonesia lebih sering menggunakan paylater dibanding kartu kredit. Hanya sekitar 7,6% generasi muda yang memilih kartu kredit, sementara paylater mencapai 13,6% (Katadata Insight Center, 2022).
  • Alasan utama: kartu kredit dianggap ribet karena harus melewati proses seleksi bank dan syarat administrasi, sementara paylater lebih instan.
  • Padahal, bunga kartu kredit sebenarnya bisa lebih terkontrol jika dipakai dengan benar. Bank Indonesia menetapkan bunga maksimal 1,75% per bulan atau sekitar 21% per tahun.

Artinya, kartu kredit bukan musuh generasi muda. Justru sebaliknya, ia bisa menjadi financial tool yang lebih sehat dibanding paylater, asal digunakan dengan penuh disiplin.

Plus dari Kartu Kredit untuk Generasi Muda

Literasi Keuangan untuk generasi muda
Ilustrasi: Freepik

1. Fleksibilitas transaksi

Belanja online, booking hotel, pesan tiket pesawat, semua jadi lebih mudah dengan kartu kredit. Bahkan banyak platform internasional hanya menerima kartu kredit sebagai metode pembayaran.

2. Membangun riwayat kredit

Generasi muda yang menggunakan kartu kredit secara bijak akan lebih mudah mendapat persetujuan untuk KPR, kredit kendaraan, atau modal usaha. Catatan positif di sistem BI Checking bisa jadi modal besar di masa depan.

3. Reward dan promo

Cashback, poin, hingga airline miles adalah keuntungan nyata. Misalnya, setiap transaksi dengan kartu kredit tertentu bisa dikonversi jadi miles untuk tiket pesawat. Bagi anak muda yang suka travelling, ini jelas menguntungkan.

4. Keamanan transaksi

Dibandingkan debit card, kartu kredit punya proteksi lebih kuat. Kalau terjadi penipuan, banyak bank yang siap membantu klaim dan pengembalian dana.

Minus atau Risiko Kartu Kredit untuk Generasi Muda

1. Biaya dan bunga tinggi

Jika hanya bayar minimum payment, bunga akan terus bertambah. Utang Rp2 juta bisa membengkak jadi Rp3-4 juta hanya dalam hitungan bulan jika tidak dilunasi penuh.

2. Godaan belanja berlebihan

“Swipe dulu, pikir nanti” sering jadi masalah. Generasi muda yang belum disiplin mudah tergoda oleh diskon atau promo yang berujung over budget.

3. Skor kredit rusak

Telat bayar atau gagal bayar akan meninggalkan jejak buruk di riwayat kredit. Dampaknya? Pengajuan pinjaman di masa depan bisa ditolak.

4. Biaya tahunan dan biaya tambahan

Banyak yang lupa kalau kartu kredit punya biaya tahunan (annual fee), biaya tarik tunai, hingga biaya keterlambatan. Kalau tidak diperhitungkan, bisa jadi beban tambahan.

Tips Praktis Mengelola Kartu Kredit untuk Generasi Muda

1. Gunakan Maksimal 30% dari Limit

Jangan gunakan limit kartu kredit secara penuh. Misalnya, kalau limit kamu Rp10 juta, usahakan hanya pakai sekitar Rp3 juta. Cara ini menjaga cash flow tetap sehat dan mengurangi risiko gagal bayar.

2. Selalu Bayar Penuh Sebelum Jatuh Tempo

Hindari jebakan bunga dengan melunasi tagihan penuh, bukan hanya minimum payment. Dengan begitu, kamu bisa menikmati manfaat kartu kredit tanpa terbebani bunga yang tinggi.

3. Pisahkan Kebutuhan dan Keinginan

Gunakan kartu kredit hanya untuk belanja yang sudah direncanakan. Jangan terjebak belanja impulsif hanya karena ada promo atau diskon yang menggoda.

4. Cek Tagihan Secara Rutin

Biasakan memantau transaksi setiap minggu atau minimal sebulan sekali. Banyak generasi muda kaget saat melihat tagihan karena tidak sadar sudah bertransaksi cukup banyak.

5. Manfaatkan Reward Sesuai Gaya Hidup

Pilih kartu kredit dengan keuntungan yang cocok buatmu. Misalnya, kalau kamu suka travelling, pilih kartu dengan reward miles. Kalau lebih sering belanja online, fokuslah pada kartu dengan cashback.

Kalau kamu masih ragu dengan manfaat kartu kredit, coba kenalan dengan salah satu produk yang bisa jadi pilihan: Skorcard. Melalui kartu kredit Skorcard, kamu bisa mengatur keuangan lebih terstruktur karena setiap transaksi tercatat jelas dalam laporan bulanan, sehingga lebih mudah dikontrol.

Setiap kali bertransaksi, kamu juga berkesempatan mengumpulkan Skorpoint dan KrisFlier yang bisa ditukar dengan berbagai keuntungan nyata, mulai dari diskon hingga fasilitas perjalanan.

Skorcard sangat cocok untuk generasi muda yang ingin mulai membangun skor kredit sehat sejak dini. Namun, yang paling penting tetaplah berpegang pada prinsip literasi keuangan: kendalikan pengeluaran, bayar tagihan tepat waktu, dan gunakan reward untuk kebutuhan yang bermanfaat, bukan sekadar memuaskan keinginan sesaat.


Kartu kredit untuk generasi muda bukan hanya sekadar alat belanja, melainkan bisa menjadi pintu menuju stabilitas finansial dan peluang yang lebih besar di masa depan jika dikelola dengan benar. Di satu sisi, kartu kredit menawarkan fleksibilitas, reward menarik, keamanan transaksi, serta catatan kredit yang positif untuk menunjang kebutuhan finansial jangka panjang.

Namun, di sisi lain, ada risiko yang perlu diwaspadai seperti bunga tinggi, utang yang bisa menumpuk, hingga godaan gaya hidup konsumtif. Di sinilah literasi keuangan berperan penting, karena dengan pemahaman yang tepat, generasi muda dapat memanfaatkan kartu kredit sebagai financial tool yang menguntungkan, bukan jebakan. Pada akhirnya, kendali sepenuhnya tetap berada di tanganmu.

You Might Also Like