Yuk Lestarikan! Ini Permainan Tradisional Gorontalo yang Wajib Kamu Tahu

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan maraknya permainan digital, permainan tradisional mulai terlupakan, terutama di kalangan generasi muda.
Padahal, di setiap daerah di Indonesia, termasuk Gorontalo, terdapat beragam permainan khas yang bukan hanya menghibur, tetapi juga sarat akan nilai budaya dan edukasi.
Permainan-permainan ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Gorontalo.
Permainan tradisional Gorontalo menyimpan banyak cerita dan filosofi yang layak untuk dikenalkan kembali.
Selain mempererat tali persaudaraan, permainan ini juga melatih kreativitas, ketangkasan, dan kebersamaan.
Permainan Tradisional Gorontalo yang Wajib Kamu Tahu

Yuk, kenali lebih dekat beberapa permainan tradisional Gorontalo yang wajib kamu tahu dan lestarikan agar tidak hilang ditelan zaman!
1. Bilu-Bilulu: Permainan Penuh Filosofi
Bilu-bilulu adalah permainan tradisional yang berasal dari kisah rakyat Gorontalo. Ceritanya bermula dari seorang pemuda bernama Bilu-bilulu yang memelihara burung istimewa.
Ketika burung itu meninggal, sang putri raja meminta Bilu-bilulu mencari penggantinya. Dalam pencariannya, ia menemukan bambu yang ketika dipotong dan dilempar, menghasilkan bunyi seperti burung terbang. Dari sinilah permainan bilu-bilulu lahir.
Permainan ini dimainkan oleh minimal tiga anak, baik laki-laki maupun perempuan, di tempat terbuka seperti halaman atau lapangan. Anak-anak berperan sebagai burung dan pemburu, mirip dengan konsep gobak sodor.
Pemburu berusaha menghadang burung yang ingin melewati garis pembatas. Jika burung berhasil melewati pemburu hingga garis akhir, ia menang. Namun jika tersentuh, peran akan berganti.
Selain seru, bilu-bilulu juga mengajarkan keberanian, kewaspadaan, dan tanggung jawab pada anak-anak. Burung dalam permainan ini melambangkan kegesitan dan kelincahan, mengajarkan bahwa dengan usaha dan kemampuan, seseorang bisa meraih kesuksesan.
2. Bunggo (Meriam Bambu): Dentuman Khas Ramadan
Bunggo, atau meriam bambu, adalah permainan tradisional yang sangat populer di Gorontalo, khususnya saat bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Bunggo dibuat dari bambu jenis wawohu yang memiliki rongga besar dan kulit tipis. Proses pembuatannya cukup unik: ruas-ruas bambu dilubangi, kecuali bagian ujung, lalu dibuat lubang kecil sebagai tempat menyulut api. Minyak tanah atau karbit digunakan sebagai bahan bakar.
Ketika api dinyalakan, terdengar dentuman keras yang menjadi ciri khas permainan ini.
Bunggo sering dijadikan ajang kompetisi antar kelompok. Selain memeriahkan hari besar keagamaan, permainan ini mengasah kreativitas dan rasa tanggung jawab anak-anak.
Mereka belajar memahami risiko dan cara meminimalisir bahaya, serta mengenal reaksi kimia sederhana.
3. Tenggedi (Egrang): Melatih Keseimbangan dan Ketangkasan
Tenggedi, atau egrang, adalah permainan yang menggunakan sepasang tongkat bambu atau tempurung kelapa sebagai alat utama.
Ada dua jenis tenggedi di Gorontalo: tenggedi wawohu (bambu) dan tenggedi buau (tempurung kelapa).
Pada tenggedi wawohu, pemain berdiri di atas pijakan yang dipasang pada sepasang bambu panjang, lalu berjalan atau berlomba. S
ementara pada tenggedi buau, dua tempurung kelapa diikat tali sebagai pijakan kaki, dan pemain harus menjaga keseimbangan sambil berjalan cepat. Permainan ini sering dilombakan saat perayaan seperti 17 Agustusan atau Lebaran Ketupat.
Tenggedi sangat bermanfaat untuk melatih motorik halus, keseimbangan, dan keberanian. Selain itu, permainan ini memperkuat rasa kebersamaan karena sering dimainkan berkelompok atau dalam lomba.
4. Palapudu (Bedil Bambu): Kreativitas dari Alam
Palapudu adalah permainan tradisional yang mirip dengan senapan mainan, terbuat dari bambu muda.
Cara memainkannya, bambu dipotong menjadi dua bagian: satu sebagai laras, satu lagi sebagai pelatuk. Kertas yang telah direndam dan digulung dijadikan peluru, lalu ditembakkan dengan cara mendorong pelatuk.
Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, baik secara individu maupun kelompok. Selain menghibur, palapudu melatih kreativitas anak-anak dalam memanfaatkan bahan alami di sekitar mereka.
Prinsip kerjanya mirip dengan sumpit atau semprotan air dari bambu, menunjukkan keterampilan dan pengetahuan sederhana tentang fisika.
5. Awuta: Permainan Tradisional Sarat Makna
Awuta adalah permainan yang mirip congklak dan dahulu hanya dimainkan saat suasana berkabung, seperti ketika ada yang meninggal dunia. Nama awuta berasal dari kata “huta” yang berarti tanah, melambangkan filosofi bahwa segala sesuatu yang hidup akan kembali ke tanah.
Permainan ini dimainkan oleh dua atau tiga orang, menggunakan papan berlubang dan biji-bijian sebagai alat utama. Selain sebagai hiburan, awuta juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan kebersamaan, serta melatih kemampuan berhitung dan strategi.
6. Kaneka (Kelereng): Permainan Sepanjang Masa
Kaneka, atau kelereng, adalah permainan yang sangat populer di Gorontalo dan hampir seluruh Nusantara. Permainan ini dimainkan oleh dua hingga enam orang, dengan tujuan memasukkan kelereng ke dalam lubang di tanah. Pemain juga bisa menghantam kelereng lawan untuk menjauhkannya dari lubang.
Selain melatih ketelitian dan strategi, kaneka juga mempererat persahabatan antar anak-anak. Sederhana namun penuh tantangan, permainan ini tetap digemari lintas generasi.
7. Permainan Lainnya
Selain yang sudah disebutkan, masih banyak permainan tradisional Gorontalo lainnya seperti alanggaya (layang-layang), benteng-bentengan, koba-koba, patumbu, lompat tali, kainje, ponti, cur-cur pal, dan beladiri langga.
Setiap permainan memiliki keunikan, aturan, dan manfaat tersendiri dalam membentuk karakter anak-anak Gorontalo.
Pentingnya Melestarikan Permainan Tradisional
Di era modern, permainan tradisional mulai terpinggirkan oleh permainan digital. Padahal, permainan-permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga berperan sebagai mainan edukasi yang mengasah fisik, mental, dan sosial anak-anak. Melalui permainan tradisional, anak-anak belajar bekerja sama, berkompetisi sehat, serta menghargai budaya dan alam sekitar.
Pemerintah, sekolah, dan masyarakat diharapkan dapat memperkenalkan kembali permainan tradisional Gorontalo kepada generasi muda. Mengadakan lomba, festival, atau pelatihan bisa menjadi langkah awal agar warisan budaya ini tetap hidup dan tidak punah.
Penutup
Permainan tradisional Gorontalo adalah cerminan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang patut dibanggakan. Selain menghibur, setiap permainan menyimpan filosofi, nilai edukatif, dan manfaat sosial yang sangat penting bagi perkembangan anak.
Mari kita lestarikan dan kenalkan kembali permainan-permainan ini kepada anak-anak, agar mereka tidak hanya mengenal gadget, tetapi juga bangga dengan budaya sendiri. Yuk, mulai dari sekarang, ajak keluarga dan teman-temanmu bermain permainan tradisional Gorontalo!